Kepala BMKG Manggarai Barat, Sti Nenotek saat ditemui florestoday.com pada Senin (17/3) menjelaskan, keempat alat ini masuk dalam sistim jaringan Indonesia Tsunami Early Warning System. Alat ini nantinya akan membantu memperlengkap berapa ratus seismograf yang sudah terpasang, untuk mendukung sistim peringatan dini Indonesia.
Selanjutnya kata Sti, untuk wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 22 alat seismograf akan disebar di 14 Kabupaten, dan Manggarai Barat merupakan Kabupaten terbanyak mendapat alat seismograf, mengingat Kabupaten ini adalah kawasan pariwisata. Untuk lokasi pemasangan, Sti sudah mensurvei 6 lokasi di Manggarai Barat yang nantinya akan diseleksi kembali menjadi 4 lokasi.
"Kami sudah survei-survei tempat yang nantinya akan direncanakan untuk dipasang alat seismograf. Diantaranya Pulau Komodo, Kantor Lurah Wae Kelambu, Kantor Camat Mbeliling, Kantor Desa Wae Lolos, Kantor Camat Lembor, dan Kantor Camat Kuwus. Nantinya keenam tempat ini akan kita pilih 4, sesuai dengan alat seismograf yang ada." ujar Sti Nenotek.
Pemilihan tempat-tempat tersebut dilandaskan atas dasar jarak dan kondisi tanah. Sti menjelaskan bahwa alat seismograf tidak bisa dipasang di tempat yang basah.
"kemarin di kecamatan komodo itu, kita mau menentukan pemasangan di kantor Desa Golo Bilas, setelah kita cek ternyata di situ kondisinya tanahnya basah, air tergenang, jadi tidak bisa. Maka itu kita pindahkan jadi di Kantor Lurah Wae Kelambu" tandasnya.
Diharapkan, empat alat seismograf yang akan dipasang di titik yang sudah ditentukan ini, dapat langsung memberikan data dengan cepat mengenai peringatan dini kepada warga Manggarai Barat mengenai kondisi tanah maupun perairan saat terjadi gempa, agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dapat langsung melakukan evakuasi. (Sab)